Jembrana, LAKSARA.ID – Fakultas Kelautan dan Perikanan Unud dipercaya untuk melakukan kajian daya dukung perairan Teluk Gilimanuk oleh Balai Taman Nasional Bali Barat. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini kawasan perairan Teluk Gilimanuk ditinjau dari parameter kondisi fisika, kimia dan biologi sertauntuk melihat profil batimetri dan arus terkait dengankeberadaan Karamba Jaring Apung (KJA) budidaya lobster di zona tradisional kawasan perairan Teluk Gilimanuk.
Kajian ini diketuai oleh Dr Pande Gde Sasmita Julyantoro SSi MSi yang dibantu oleh 4 orang tim peneliti yaitu I Wayan Gede Astawa Karang SSi MSi PhD, Ima Yudha Perwira SPi MP DSc, Ni Made Ernawati SKel MSi, dan Made Ayu Pratiwi SPi MSi.
Sosialisasi hasil kajian daya dukung perairan TelukGilimanuk dihadiri oleh Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Camat Melaya, Lurah Gilimanuk, Kepala SPTN Wilayah I Jembrana, Kepala SPTN Wilayah II Buleleng, KepalaSPTN Wilayah III Labuan Lalang, Ketua Forum Komunikasi Kelompok Swadaya Masyarakat Gilimanuk, Ketua KelompokNelayan Karangsewu, Ketua Kelompok Nelayan Segara Merta, Ketua Kelompok Nelayan Teluk Asri, dan Tim Peneliti FKP-Unud bertempat di Balai Taman Nasional Bali Barat, Jum’at(12/11/2021).
Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat, Drh AgusNgurah Krisna K MSi pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada FKP-Unud yang telah melakukan kajian daya dukung perairan Teluk Gilimanuk dan berharap semoga kajian ini dapat bermanfaat baik bagi masyarakat khususnya para stakeholder Teluk Gilimanuk, maupun bagi tetap lestarinyaTeluk Gilimanuk yang merupakan kawasan konserveasi dibawahpengelolaan TNBB.
Ketua Peneliti Dr Pande Gde Sasmita Julyantoro SSi MSi dalam presentasinya menyebutkan bahwa Parameter BOD5 tampak sudah mendekati ambang batas, walaupun total padatan terlarut, salinitas, suhu dan pH masih berada dalam kisaran nilai yang bisa digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan, kondisi ekosistem menunjukkan tingkat kesuburan yang rendah, dan pola arus residu menunjukkan potensi untuk menarik partikel ataupun material di perairan menuju ke bagian dalam sehingga beresiko terjadi loading material yang berlebihan di Teluk Gilimanuk. Lebih lanjut dapat disimpulkanbahwa harus diupayakan usaha-usaha untuk mengurangi input bahan organik ke perairan baik yang berasal dari aktivitas alami maupun aktivitas manusisa untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di Teluk Gilimanuk. (LA-JB)