Buleleng, Laksara.id – Menjelang Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, yang jatuh pada Rabu (29/1/2025), umat Khonghucu di Buleleng melakukan pembersihan altar dan rupang (patung dewa-dewi). Salah satunya di Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Seng Hong Bio, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Mereka tampak sibuk bergotong royong. Sejumlah orang terlihat melakukan kegiatan tersebut di tempat ibadat yang berlokasi di Jalan Pulau Flores Nomor 1. Rupang yang ada di sana diturunkan dan dibersihkan menggunakan air yang dicampur bunga teratai. Hasilnya, rupang tampak bersih, cerah, dan kembali berkilau.
Pembersihan dilakukan satu per satu. Mula-mula, rupang yang ada di altar diambil, kemudian jubahnya dilepas. Setelah itu, rupang dilap menggunakan kain, spons, atau kuas. Jika sudah bersih, rupang diletakkan di tempat terpisah untuk dipakaikan jubah dan aksesori baru yang didatangkan dari Surabaya. Tentu saja, pembersihan altar dan rupang ini tidak dilakukan sembarangan. Hal ini hanya dilakukan saat dewa naik ke langit. Pada saat tempat ibadat dikatakan “kosong,” maka altar dan rupang boleh dibersihkan.
Rupang yang ada di TITD Seng Hong Bio antara lain Seng Hong Ya, Hwe Seng Ong, Kwan Te Kun, Thian Shang Sheng Mu, Dewi Kwan Im, hingga sejumlah rupang yang dianggap sebagai pengawal dan penjaga rupang utama di sana. Sebelum pembersihan dilakukan, umat Khonghucu menggelar Song Shen atau sembahyang untuk mengantar dewa naik, yang jatuh pada Rabu (22/1/2025) pukul 23.30 Wita.
“Semuanya (rupang) dibersihkan, termasuk juga altarnya. Sehingga pada saat Tahun Baru (Imlek) semuanya sudah bersih,” ujar Wakil Ketua Adat Klenteng Seng Hong Bio, Bambang Setiawan, kepada Jawa Pos Radar Bali pada Kamis (23/1/2025) pagi. Meskipun secara pengertian pembersihan ditujukan untuk rupang, pada hakikatnya ini adalah simbol membersihkan diri sendiri, pikiran, dan hati.
Pembersihan ini dilakukan untuk menyambut Tahun Ular Kayu, agar umat dapat berbuat lebih baik di tahun mendatang. Meski disebut dewa naik ke langit, dewa tetap berada di lubuk hati umat. Sebab, yang sejatinya disembah adalah Tuhan Yang Maha Esa.“Dewa akan melaporkan segala tindak-tanduk dan perilaku umat selama setahun ini kepada Dewa Langit,” lanjut Bambang, yang memiliki nama Mandarin Tan Cun Lien.
Rangkaian perayaan Imlek di Buleleng sudah dimulai sejak Selasa (14/1/2025) dan akan berakhir pada Rabu (12/2/2025). Serangkaian kegiatan juga dilaksanakan di TITD Seng Hong Bio, Jalan Pulau Flores, dan TITD Ling Gwan Kiong di kawasan eks Pelabuhan Buleleng. (LA-IN)