Denpasar, LAKSARA.ID – Hari Minggu ini, Denpasar menyambut dengan bangga Rumah Tanjung Bungkak (RTB), sebuah creative hub terbaru yang menandai kehadiran tempat berukuran hampir 60 are ini sebagai salah satu yang terbesar di Denpasar. RTB yang terletak di di tengah kota Denpasar, tepatnya di jalan Hayam Wuruk No 171, Tanjung Bungkak, kini menjadi tuan rumah bagi beragam fasilitas dan kegiatan seni, dari konser hingga pertunjukan mural. RTB telah menjalani tahap soft launch pada tanggal 15 Oktober 2023, di mana komunitas berbasis kreatif di Bali merayakan kehadiran ruang kreatif ini dengan segala dan pengharapan-pengharapan yang baik ke depannya.
RTB hadir dengan fasilitas yang cukup mencengangkan, mencakup gedung pertunjukan yang dapat menampung hingga 400 orang (indoor) dan lebih dari 500 orang (outdoor), serta taman (amphitree) yang dapat menampung lebih dari 50 orang. Berbagai fasilitas yang telah beroperasi termasuk toko album (vinyl) rekaman (records store & merchandise), bar, dan restoran, studio tari, serta butik eksklusif rockabilly. Dan yang lebih menarik lagi, sejumlah restoran nasional dan kedai makan lokal dari umkm-umkm akan segera bergabung, disusul dengan toko buku, studio musik, showroom motor gede (moge), dan banyak lagi yang akan datang.
Dion Panlima Reza, salah satu shareholder RTB, membagikan ceritanya tentang bagaimana RTB berawal. Dion, seorang teman lama dari Rudolf Dethu dan rekan dalam skena musik, memiliki latar belakang sebagai pengusaha di bidang properti. Ia pertama kali berkunjung ke rumah sanur dan terpesona oleh semangat skena musik Bali. Dalam pengalaman itu, ia merasa bersyukur telah menemukan tempat seperti Rumah Tanjung Bungkak. Dari tahun 2018, kepemilikan tanah telah berubah menjadi PT Utama Karya, setelah kantor tidak aktif sejak tahun 2015. Dion menggandeng Dethu yang mendukung penuh RTB sejak tahun 2018, dan bahkan selama masa ketidakaktifan rumah sanur yang membuatnya mendekati proyek RTB dengan semangat.
Rudolf Dethu, Direktur RTB, juga berbicara tentang awal mula perjalanan RTB. Ketika gedung pertama kali ditemukan, kondisinya agak terbengkalai dan butuh cukup banyak perbaikan. Mereka kemudian mengupayakan investasi dan menjalankannya sebagai creative hub yang mampu menjanjikan. Dethu, yang selalu memelihara mimpi untuk masa depan yang lebih cerah, menghadapi tantangan untuk meyakinkan orang bahwa creative hub adalah konsep yang brilian. Meskipun masih mencari pola bisnis yang tepat, setiap langkah yang mereka ambil membuktikan bahwa socio-commercial enterprise adalah jalan yang tepat untuk hadir di era kini. Dengan dukungan teman-teman, RTB pun terwujud, dan keyakinan mereka semakin kuat.
Dion Panlima Reza menekankan pentingnya berkolaborasi dengan berbagai komunitas, termasuk komunitas motor listrik dan moge, selain komunitas kreatif. RTB membuka peluang selebar-lebarnya untuk berkolaborasi dan menciptakan ruang yang inklusif. Rudolf Dethu menjelaskan bahwa yang membedakan RTB adalah atmosfer komunitas. RTB merupakan rumah bagi individu yang berpikiran serupa, dan seringkali pertemuan-pertemuan tidak terencana dianggap sebagai berkah (serendipity). Ini adalah elemen yang kurang dimiliki oleh tempat-tempat komersial. Di RTB, kolaborasi dan kreativitas berkembang dengan sendirinya.
Acara yang diadakan pada hari Minggu, 15 Oktober 2023 ini adalah bagian dari showcase RTB yang akan menyajikan berbagai jenis kegiatan yang akan diadakan di masa mendatang. Mulai dari DJ piringan hitam hingga zine magazine workshop, melukis dan mural, Pelangi dance studio, serta pertunjukan band. Ini adalah langkah awal untuk memperkenalkan RTB ke masyarakat sebagai tempat yang akan menyelenggarakan beragam acara dan kegiatan.
Rudolf Dethu berbagi visi RTB untuk masa depan, termasuk rencana untuk mengadakan acara yang sudah kerap berjalan yaitu jazz setiap hari Selasa (dua minggu sekali) dan akustik serta DJ setiap minggu, dan juga siap membuka pintu selebar-lebarnya bagi kreator-kreator yang akan mengisi ruang-ruang kreatif RTB secara tidak terbatas.
Rumah Tanjung Bungkak (RTB) bukan sekadar tempat hiburan, melainkan pusat kolaborasi dan kreativitas yang mendorong pertumbuhan seni dan budaya di Bali. Dengan dukungan dari individu seperti Dion Panlima Reza, Rudolf Dethu, dan banyak lainnya, RTB diharapkan akan menjadi rumah bagi berbagai seniman dan komunitas yang menginspirasi, menjadikannya tempat yang hidup dengan geliat kreativitas yang tak mandeg dan tak melulu “itu-itu saja” di Denpasar. (LA-Yog)