Senin, Maret 24, 2025
BerandaTokohHadapi Tantangan Global, Digelar Workshop Digitalisasi Pendidikan Kedokteran Hewan di Indonesia

Hadapi Tantangan Global, Digelar Workshop Digitalisasi Pendidikan Kedokteran Hewan di Indonesia

Yogyakarta, LAKSARA.ID – Dalam usaha menghadapi tantangan global, Forum Komunikasi (Forkom) Senat Kedokteran Hewan Indonesia (SKHI) mengadakan workshop pendidikan kedokteran hewan Indonesia di era digital di University Club Hotel, Universitas Gajah Mada Yogyakarta Senin (19/09/2022). Tujuan digelarnya workshop ini adalah percepatan digitalisasi Pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan.

Dalam workshop ini diangkat isu hangat tentang percepatan digitalisasi serta tantangan Pendidikan kedokteran hewan Indonesia di dalam Kesehatan global. Hadir dalam workshop ini adalah Ketua Senat, Sekretaris Senat dan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) se Indonesia. 

Ketua Forkom SKHI, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU, M.Sc mengatakan bahwa melanjutkan pendidikan kedokteran hewan di seluruh Indonesia merupaka kunci untuk memperbaiki komponen pelayanan Kesehatan hewan berkelanjutan dan berkualitas global. Pada era digital ini, dalam penerapan kebijakan dalam produksi hewan, akuakultur, keamanan pangan serta pengendalian dan pencegahan penyakit yang harus efektif mengoptimalkan teknologi digital. Lebih lanjut, dikatakan bahwa semangat dan pijakan digitalisasi dalam pendidikan kedokteran hewan telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan, hanya saja belum diimplementasikan dalam kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan.

Ketua Senat FKH Universitas Udayana Prof. Dr. Drh I ketut Puja, M.Kes yang hadir pada lokakarya tersebut menambahkan bahwa selain masalah digitalisasi dalam pendidikan kedokteran hewan, tangan terbesar kedokteran hewan saat ini adalah menyangkut pengakuan peran kedokteran hewan dalam pelayanan kesehatan hewan di Indonesia . Ia mencotohkan bahwa urusan kesehatan hewan belum menjadi urusan wajib pemerintah. Hal ini menyebabkan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota menjadikan kesehatan hewan sebagai urusan yang tidak perlu didahhulukan. Akibatnya ketika ada penyakit seperti wabah penyakit mulut dan kuku, rabies dan penyakit hewan yang bisa menular ke manusia (zoonosis) tampak sekali pemerintah kerepotan menghadapinya. 

Prof Bambang menambahkan tahun 2022 ini, akan diadakan pembicaraan di IPB Bogor untuk mengantisipasi terjadinya pendidikan yang bersifat digital. Hasilnya diharapkan untuk memicu terjadinya pendidikan kedokteran hewan yang bersifat digital. “Kita harus optimis karena sudah memiliki suatu dasar-dasar dari pendidikan kedokteran hewan di era digital. Masih perlu kerja keras tidak hanya dari Fakultas Kedokteran Hewan, tapi dari FORKOM Senat Kedokteran Hewan Indonesia,”jelasnya.

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia, Prof. drh. Teguh Budipitojo, MP, Ph.D. yang juga hadir pada saat itu mengatakan bahwa konsep pendidikan digital masih baru . “Kita belum terlambat’ menambahkan. Kita harus cepat mengimplementasikan digitalisasi Pendidikan dalam kelas. (LA-Yog)
Sumber: www.unud.ac.id

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments