Klungkung, LAKSARA.ID – Dalam proses perjalanan sebagai umat beragama, tidak akan lepas dari nilai-nilai ajarannya. Kepercayaan yang didasari dengan ketulusan hati nurani untuk memberi, melindungi serta mengasihi. Melalui harmoni yang menyatu dengan jiwa dan raga rohani. Menjalani kehidupan sebagai umat beragama pada dasarnya akan menuntut ilmu pengetahuan sebagai bekalnya untuk berpikir, berbicara serta bertindak. “Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta,” demikian dikatakan Ida Rsi Putra Manuaba memulai Satsang di Ashram Gandhi Puri Sevagram Guru Purnima, beberapa waktu lalu.
Ida Rsi Putra Manuaba mempertanyakan, tapi pernahkah membayangkan dari mana datangnya ilmu pengetahuan? Pernahkah membayangkan dari mana sumber tertulis yang kita bisa baca sampai sekarang? Tentu saja jika tidak ada buku pembelajaran serta sumber tertulis kita tidak akan bisa memahami apa itu ilmu pengetahuan. Begitupun untuk mengajari ilmu pengetahuan itu sendiri, kita didampingi dengan guru sebagai sosok yang berjasa. Keberadaan guru, khususnya guru spiritual, sangat penting dalam kehidupan untuk tetap menjaga eksistensi pengetahuan tersebut serta menghubungkan diri kita dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu pengetahuan serta guru inilah yang merupakan esensi dari perayaan Guru Purnima.
.
Guru berasal dari dua suku kata yaitu ‘Gu’ yang berarti kegelapan/kebodohan dan ‘Ru’ yang berarti penyelamat/penolong. Jadi, Guru adalah seseorang yang mampu menyelamatkan dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu pengetahuan. Sementara Purnima merupakan istilah untuk menyebut ‘bulan penuh’ atau Purnama. Dapat dipahami bahwa Guru Purnima merupakan perayaan untuk menunjukkan rasa hormat dan bakti kita kepada guru spiritual, pengajar, termasuk juga Tuhan Yang Maha Esa sebagai ‘guru alam semesta’ dan kedua orang tua sebagai ‘guru pertama kita’.
.
Guru Purnima ditetapkan jatuh pada Purnama di bulan Ashadha (antara Juni-Juli) menurut kalender lunar Hindu. Nah, mengapa Guru Purnima ditetapkan jatuh pada hari tersebut? Hal ini berkaitan dengan sejarah dari Guru Purnima itu.
Ketika Sri Krishna, yaitu sang Purna Avatara meninggalkan Bumi pada 18 Februari 3102 SM, saat itulah zaman kegelapan atau Kali-yuga dimulai. Kali-yuga dideskripsikan dalam Veda Bhagavata Purana Skanda 12 Adhyaya (Bab) 2 sebagai zaman dimana karakter religius, kebenaran, dan segala sifat mulia lainnya mulai berkurang hari demi hari sementara karakter materialistis, individualitas, hipokrit, korupsi, dan segala sifat tercela lainnya mulai merajalela hari demi hari.
.
Krishna Dvaipāyana Vyasa atau Maharsi Vyasa sebagai inkarnasi Tuhan Yang Maha Esa di bidang sastra pun juga telah melihat masa depan melalui mata batinnya dan menemukan bahwa manusia-manusia Kali-yuga mulai tidak percaya akan Tuhan sehingga menjadi kurang sabar, temperamental, mudah sakit, dan berumur pendek. Hal tersebut mendorong beliau untuk mulai menuliskan seluruh pengetahuan Veda dengan tujuan agar lebih mudah dipahami manusia-manusia Kali-yuga. Beliau membagi Veda menjadi empat kitab untuk selanjutnya diajarkan pada keempat muridnya yakni Maharsi Pulaha (Rig Veda), Maharsi Vaisampayana (Yajur Veda), Maharsi Jaimini (Sama Veda), dan Maharsi Sumantu (Atharva Veda). Beliau sendiri juga menulis Veda Bhagavad-gita sebagai Pancamo Veda atau Veda kelima, Veda Smrti yang terdiri atas Vedangga dan Upaveda, Itihasa Mahabharata dan Ramayana, serta 18 Purana termasuk juga Bhagavata Purana atas saran Devarsi Narada, guru kerohaniannya. Memaparkan penting nya Guru Purnima
.
Sampai hari ini, seluruh umat Hindu khususnya di India masih mengenang jasa beliau dengan menjadikan hari kemunculan Maharsi Vyasa, yaitu pada Purnama di bulan Ashadha, sebagai hari untuk menghormati guru-guru yang telah memberi semua pengetahuan sejak lahir dan juga menghargai pengetahuan tertulis hasil karya beliau. Guru Purnima atau Vyasa Purnima ini juga menandai mulainya periode Caturmasya (empat bulan ketika Matahari mulai bergerak menuju selatan) sehingga banyak para sadhu dan sannyasi berkumpul di kuil atau pura tempat persembahyangan untuk mendapat kesempatan meningkatkan kesadaran spiritual mereka.
.
Untuk itu kami Shantisena Ashram Gandhi Puri bersama dengan Guruji Naveen Meghwal melaksanakan meditasi pada saat Bulan Purnama ini. Pada kesempatan ini begitu banyak respon alam semesta yang seolah-olah memberikan vibrasi positif kepada kami para Shantisena. Begitupun banyak hal yang diberikan oleh Guru Ji, dimana menghormati seorang guru, orang tua yang memberikan ilmu pengetahuan. Memberikan penjelasan terkait Guru Purnima. Serta memberikan kami kesempatan untuk merasakan keberadaan alam semesta dengan meditasi untuk mencapai ketenangan lahir dan batin. Karena “apapun vibrasi positif yang kita berikan kepada semesta, maka semesta akan memberikan lebih banyak lagi vibrasi positif kepada kita.
.
Guruji Naveen Meghwal, Ida Rsi Putra Manuaba, Guru Maa Savitri Devi dan Ida Acharya Premananda telah memberikan begitu banyak hal yang tentunya akan sangat berguna bagi kami para Shantisena Ashram Gandhi Puri. “Tak ada yang lebih membuat murid gembira selain berhasil mempelajari sesuatu. Dan tak ada yang membuat seorang guru gembira selain menemukan cara untuk mengajari muridnya,” ujarnya. (LA-010)