Jakarta, Laksara.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi sekitar 1,25 hingga 6 meter yang berpeluang terjadi di sejumlah perairan Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Peningkatan gelombang tinggi terjadi disebabkan oleh pola sirkulasi angin di Samudra Pasifik utara Papua dan Perairan Kepulauan Nias. Pusat tekanan rendah 1009 hPa di Samudra Pasifik utara Papua. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan 4 – 20 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur – tenggara dengan kecepatan 4 – 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, perairan Kai – Aru, Laut Arafuru, perairan Yos Sudarso, dan Perairan Merauke. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut, mulai tanggal 2-7 Juli 2019.
Dari hasil pantauan BMKG, beberapa wilayah perairan seperti Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas – Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Perairan Timur Kepulauan Bintan – Kepulauan Lingga, Selat Karimata dan Selat Gelasa, Perairan Utara Pangkal Pinang, Laut Jawa, Perairan Utara P. Madura – Kep. Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kep. Sabalana, Perairan Kepulauan Wakatobi, Laut Flores bagian timur, Perairan Selatan Flores, Laut Sawu, Perairan P. Rotte – Kupang, Perairan Manui – Kendari, Teluk Tolo, Perairan Selatan Kep. Banggai – Kep. Sula, Perairan Selatan P. Buru – Ambon, Perairan Utara Kepulauan Sermata – Tanimbar, Perairan Utara Kep. Kai – Aru, Perairan Fakfak – Kaimana, dan juga Perairan Agats – Amamapere, berpeluang terjadi gelombang tinggi dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter.
Selain itu, sejumlah wilayah lain di Indonesia juga berpotensi mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter. Wilayah perairan tersebut antara lain perairan Utara Sabang, perairan Barat Aceh, perairan Barat Kepulauan Nias hingga Kepulauan Mentawai, perairan Enggano – Bengkulu hingga barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Pulau Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Perairan Selatan P. Sumba – Pulau Sawu, Samudra Hindia selatan NTB hingga NTT, Perairan Selatan Kepulauan Sermata – Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kei – Aru, serta Laut Arafuru dan Laut Banda.
BMKG juga memperkirakan wilayah perairan Indonesia lain yaitu Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali, berpotensi mengalami gelombang yang lebih tinggi dengan kisaran antara 4 hingga 6 meter.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau kepada masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di pesisir terutama nelayan yang menggunakan moda tranportasi perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 12 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m) untuk selalu waspada. (LA-KSP)