Klungkung, Laksara.id – Akses jalan menuju Crystal Bay, Nusa Penida, Klungkung, jebol setelah hujan lebat terus-menerus sejak Sabtu hingga Minggu (12/1) pagi. Pihak kepolisian bergegas memasang police line untuk memperingatkan pengguna jalan agar berhati-hati saat melintas sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Police line tersebut dipasang oleh jajaran kepolisian dari Polsek Nusa Penida di tepi jalan yang rusak akibat longsor. Hal ini dilakukan sebagai respons atas informasi warga di media sosial agar wisatawan atau warga yang sedang melintas mengetahui kondisi akses jalan dan lebih berhati-hati. Sebab, meskipun akses jalan itu jebol, masih banyak kendaraan roda dua maupun roda empat yang memanfaatkan jalur tersebut.
Kapolsek Nusa Penida, Kompol Ida Bagus Putra Sumerta, mengatakan bahwa kondisi akses jalan di lokasi cukup berbahaya jika tidak diberi tanda yang menunjukkan kerusakan. Sebab, pinggir jalan langsung menghadap jurang yang cukup dalam.
Terlebih, sepanjang akses jalan tersebut minim pembatas jalan untuk pengamanan pengendara. “Jalan raya ini mengalami kerusakan setelah tanah penopang jalan longsor akibat tergerus arus air hujan yang akhir-akhir ini turun cukup deras,” kata Kapolsek.
Dia menambahkan bahwa police line juga berfungsi sebagai peringatan bagi pengguna jalan. Sebab, jika tidak diberi tanda, besar kemungkinan terjadi kecelakaan lalu lintas karena pengendara tidak mengetahui adanya kerusakan jalan. Kondisi ini diperburuk dengan situasi jalan yang licin akibat hujan lebat yang terus-menerus.
Hujan lebat sepanjang hari juga mengakibatkan debit air pada alur sungai di wilayah tersebut naik. Seperti di garis Pantai Crystal Bay sendiri.
Pantai yang dikenal indah ini porak-poranda akibat alur sungai yang terus melebar karena tingginya debit air dari hulu. Alur-alur sungai yang biasanya kering di sejumlah desa di Nusa Penida mendadak penuh hingga mengalir deras langsung ke laut.
Sejumlah banjir juga terjadi di beberapa wilayah, sebagai fenomena yang jarang terjadi di Nusa Penida yang dikenal sebagai daerah kering dan tandus. Masifnya kerusakan lingkungan di hulu dalam beberapa tahun terakhir, akibat tingginya investasi pembangunan berbagai akomodasi wisata maupun fasilitas berwisata, diduga menjadi salah satu penyebab banjir mulai sering terjadi di sejumlah wilayah di Nusa Penida.
Tebing-tebing banyak dikeruk untuk kepentingan pembangunan, agar mendapatkan sudut pemandangan alam yang menarik. (LA-IN)