Ubud, LAKSARA.ID – Beragam ilmu pengobatan yang merupakan ajaran turun-temurun dari leluhur di kehidupan lampau, hingga kini terbilang masih lestari di Pulau Bali. Masih ada orang-orang tertentu yang menekuni ajaran leluhur, melestarikan serta kemudian mengajarkan kembali pada siapa saja yang ingin menerapkan sistem pengobatan tradisiobal tersebut.
Salah satu yang terpanggil ingin mengajarkan kembali warisan khasanah pengetahuan pengobatan dan materi spiritual untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa serta demi menyelaraskan diri dengan alam, adalah Mangku Alit Ajna. Seorang tokoh spiritual yang tinggal di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali. Berkat ketekunannya menggali dan mempelajari ilmu-ilmu spiritual khas Bali inilah, Mangku Alit Ajna belakangan namanya kian melambung di kalangan para pelaku metafisika. Baik di Bali, Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara.
Hal ini terlihat, ketika sebanyak 30 peserta World Healer Class dengan tekun mengikuti materi ‘energy healing’, yang dibimbing langsung oleh tokoh spiritual muda, Mangku Alit Ajna, yang bertempat di kawasan pedesaan Ubud – pada tanggal 15-16 Desember 2024. Peserta yang berasal dari beberapa negara ini, sebagian di antaranya berprofesi sebagai dokter ataupun ‘traditional healer’ di negaranya masing-masing.
“Materinya adalah pembelajaran healing dengan energi. Kali ini diikuti 30 siswa, semuanya orang asing. Sengaja kami memilih momen tanggal 15 Desember, di mana bertepatan dengan ‘full moon’ atau bulan purnama. Karena saya mempercayai, pada kegiatan ini kita akan mengakses energi. Terkoneksi dengan energi, sehingga memilih hari yang baik itu sangat menentukan hasil. Tentu selain dikarenakan faktor dan materi. Jadi tiga hal ini sangat mempengaruhi, tempat, materi/motode dan memilih hari baik. Faktornya inilah yang akan memberikan hasil yang baik,” ujar Mangku Alit Ajna saat diwawancarai di sela-sela kesibukan membimbing para muridnya, Minggu (15/12/2024).
Hari pertama, lanjut pria kelahiran Buleleng ini, khusus untuk ritual. Dan hari kedua adalah metode. Pada hari pertama, diberikan materi penyelasaran dengan alam, healer dan inisiasi shaktivat dari guru. Di mana pada hari pertama, para siswa diajak untuk mengikuti ritual melukat sebagai ajang pembersihan diri di Pura Windhu Segara, Padanggalak, Denpasar.
Melukat ini, bukanlah ritual biasa. Melainkan bagaimana menghubungkan diri dengan alam. Dan sentral energi alam yang kali ini dipilih sebagai penyelarasan adalah Pura Windhu Segara, di mana di sini ada sumber air, makan akan mengenolkan diri dari unsur negatif di tubuh masing-masing sehingga tubuh kembali netral. Sehingga tahap selanjutnya untuk pengisian atau pembelajaran dapat berlangsung tanpa hambatan.
Harapan M, metode energy healing Jnana Kanda. Diharapkan proses ini akan menyebar di seluruh dunia dan memberikan kesembuhan bagi penduduk bumi. “Dengan semakin banyak penyembuh atau healer, maka kehidupan akan semakin damai, semakin indah, semakin baik.
“Yang ikut kali ini, dari Rusia, Perancis, Austria, New Zealand, Singapura, Kenya, Brazil dan masih banyak lainnya. Ya kali ini ada 30 peserta. Maret 2025, kegiatan ini rencana digelar lagi dengan 1.000 peserta orang-orang asing. Mereka ini rata-rata di negaranya sudah menjadi healer. Jadi belajar kali ini adalah bertujuan untuk menyempurnakan ilmunya. Malah yang menjadi murid kali ini, ada seorang profesor, sebagaian besar malah sebagai dokter. Lainnya adalah praktisi energi atau tokoh agama, karena ilmu yang saya miliki dianggap langka dan tidak ditemui di tempat lainnya, karena ajaran kita berbasis pada Balinesse,” ujar Mangku Alit Ajna. (LA-KS)