Kamis, Desember 12, 2024
BerandaAdvertorialKisah Inspiratif Komang Anik Sugiani Pencetus Pembelajaran Gratis Bagi Anak Pedesaan...

Kisah Inspiratif Komang Anik Sugiani Pencetus Pembelajaran Gratis Bagi Anak Pedesaan dan Penerima Penghargaan Tingkat Provinsi Tahun 2021

Bali, LAKSARA.ID – Pendidikan memainkan peran besar tidak hanya bagi siswa tetapi juga orang dewasa. Indonesian memiliki misi dalam Pendidikan yaitu belajar minimal 12 tahun yang dalam artian minimal tamat SMA. Namun terkadang hal tersebut menjadi suatu hal yang susah untuk digapai oleh Masyarakat yang tergolong kurang mampu, banyak Masyarakat yang harus putus sekolah dikarenakan biaya yang diperlukan cukup tinggi. Hal tersebut yang mengetuk hati seorang anak Desa yang mampu sekolah hingga tamat S3, yaitu Komang Anik Sugiani yang lahir di Tajun, 3 Maret 1990 sebagai Ketua Yayasan Projeck Jyoti Bali (YPJB) yang berada di Desa Mengening Kecamatan Kubutambahan kabupaten Buleleng, Bali. (12/9/2023)

Yayasan Project Jyoti Bali merupakan Yayasan yang bergelut dibidang keagamaan, kemanusiaan, Pendidikan, social dan kebudayaan. Sebelum resmi menjadi Yayasan, kegiatan ini dikenal dengan Sosial Project Jyoti yang terbentuk tahun 2016 dan selanjutnya berdasarkan akta Notaris dan SK Kemenkumham pada tanggal 10 September 2020 resmi menjadi Yayasan dengan nama Yayasan Project Jyoti Bali.

Ketua Yayasan Project Jyoti Bali, Komang Anik Sugiani menceritakan latar belakang kemunculan ide yang membuat terbentuknya Yayasan ini yang bermulai dari permasalahan yang ditemukan di Desanya yaitu di Desa Mengening. Di Desa Mengening rata-rata masyarakatnya tamat Sekolah Dasar (SD) suda bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yang berbeda dengan Komang Anik Sugani yang merupakan lulusan S3 dan satu-satunya yang bergelar Doktor di Desanya. Dengan demikian beliau tergugah untuk mewadahi desa untuk memajukan desa melalui Pendidikan dengan membentuk Yayasan ini. Dengan tempat pembelajarannya dengan nama Taman Pintar. Taman Pintar ini khusus anak-anak desa yang tidak mampu dengan pembayaran menggunakan sampah, jadi anak-anak yang sekolah atau belajar di taman pintar selain belajar secara kognitif juga sudah diasah dari sejak dini untuk mencintai atau peduli terhadap lingkungan. Dari tahun 2016 sampai saat ini tetap konsisten dan rutin berkegiatan dan mendapatakan banyak apresiasi serta penghargaan, salah satunya yaitu penghargaan dari Astra.

Pada saat dibangku kuliah Komang Anik Sugiani mengambil jurusan Teknologi Pembelajaran dari S1 sampai S3, Alasan beliau memilihi teknologi pembelajaran dikarenakan teknologi akan terus berkembang dengan demikian akan menjadi satu paket kesatuan yang nantinya akan digunakan. Selain itu dengan beriringan jaman teknologi akan terus mengalami perkembangan, seperti saat ini pembelajaran sudah banyak melalui daring atau online dengan demikian kedepannya integrasi teknologi dalam pendidikan akan menjaadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

“Bagi saya mau apapun itu LK Jurusan yang jelas bagaimana dan apa yang bisa kamu kontribusikan kepada Masyarakat, jadi mau apapun itu jurusanya yang penting bagaimana bisa berdampak bagi Masyarakat. Untuk apa berpendidikan tinggi-tinggi hanya untuk memperkaya diri sendiri, jadi Ketika memiliki Pendidikan tinggi alangkah baiknya kita untuk berkontribusi bagi Masyarakat. Bagi saya Pendidikan tinggi bukan untuk memperkaya diri sendiri tetapi bagaimana untuk berdampak bagi lingkungan sekitar” ucapnya.

Selama menjalani ini tentunya tidak terlepas dari kendala dan tantangan yang dating silih berganti. Salah satunya yaitu mengenai Kekurangan tutor atau voulentir, namun tidak lama dengan kerja keras selama 6 bulan setelahnya melalui medsos berupa facebook yang dapat mengatasi permasalhan dan juga melalui mahasiswa-mahasiswa yang diajak join agar bisa sebagai tutor. Selain itu juga masalah pembiyayan dalam artian setiap orang belajar dengan gratis, namum yang menjadi permasalahan diawal yaitu ketika ada anak yang bergabung namun tidak dapat bayar uang pakaian sehingga putus sekolah.

“Jadi tentunya diawal karena masih baru jadi perlu adanya mebuat berbagai kegiatan untuk menambah kepercayaan untuk mendapat dukungan. Itu diawal, dan syukurnya saat ini kami melalui proyek social kemarin menang di Pertamina Foundation dan mendapat apresiasi dari Astra yang membuat kami gampang masuk ke intansi mencari dana CSR” ucapnya.

Selanjutnya perkembangan anak-anak yang bergabung di Yayasan Project Jyoti Bali terdapat beberapa anak-anak di awal yaitu sebanyak 124 anak yang terlibat dalam pembelajar taman pintar. Dengan anak yang aktif sebanyak 74 yang terdiri dari 52 masyarakat yang kurang mampu yang tersebar di 3 Desa. Sebelum bergabung dikami dimulai dari malu-malu Ketika berinteraksi dengan orang-orang dan setelah mengikuti kegiatan- kegiatan yang dilakukan adanya perubahan dan berani untuk berinteraksi bersama orang-orang dengan baik. Selanjutnya yang menjadi hal membagakan yaitu, rata-rata yang bergabung di Taman Pintar juara di sekolahnya masing-masing di setiap tingkat. Jadi sudah diakui oleh orang tua dan guru-guru yang ada di sekolah. Dan yang membagakan selanjutnya yaitu dukungan dari orangtua. Jadi ketika berkegiatan orang tuanya langsung datang ke Taman Pintar. Banyak hal yang menyebabkan anak anak bersemangat untuk berkegiatan di taman Pintar karena sangat berdampak tidak hanya kognitifnya namun sosialnya juga diasah. Bagaimana interaksi sosialnya dan terbentuknya karakter jadi sangat berdampak dan perubahan drastis yang membuat orang tua yakin dengan Yayasan ini.  

Banyak kegiatan di Taman Pintar dari hari Senin sampai Minggu ada kegiatannya masing-masing. Seperti kegiatan menari hari pada hari Senin bagi anak-anak yang suka menari, Hari Selasa kegiatan Yoga, Hari Rabu kegiatan Go Green and Clean yaitu merupakan kegiatan gerebek sampah rumah tangga, pilah kelola sampah jadi barang yang bernilai ergonomis melalui mesin pencacah plastic yang diberikan oleh Pertamina Foundation kepada yayasan. Selanjutnya pada hari Kamis dan Jumat ada kegiatan Karate Inkai yang dapet sponsor langsung dari Inkai Buleleng. Pada hari Sabtu ada seni budaya dan pada hari Minggu adalah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari Bahasa inggris, matematika dan Bahasa Indonesia. Setiap datang ke Yayasan anak-anak membawa sampah, sampah bisa berbentuk organik maupun anorganik, mayoritas selama ini banyak yang membawa sampah pelastik. Dalam hal ini dapat ditukarkan dalam bentuk uang, ATK, maupun sembakau untuk ibu rumah tangga. Jadi tidak hanya berdapak pada anak-anak tetapi hingga lansia maupun disabilitas juga kena himbasnya.

Adapun mimpi Komang Anik Sugiani yaitu untuk mendirikan sekolah gratis yang namanya yaitu Jyoti School, jadi khusus untuk anak anak yang kurang mampu. “Kedepanya harapan saya bisa mewujudkan mimpi saya menjadi kenyataan dan dapat berdampak besar bagi Masyarakat dan Pendidikan di Indonesia” ucapnya. (LA-Yog)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments