Malang, LAKSARA.ID – Keinginan Pemkab Karangasem untuk mengembangkan budidaya kapas yang bisa langsung dijadikan benang untuk memenuhi kebutuhan perajin tenun di Karangasem disambut hangat Balittas (Balai Penelitian, pemanis dan serat) Malang. Hal itu terlihat saat rombongan Pemkab Karangasem berkunjung ke Balittas dalam lawatannya hari kedua, pada Kamis (19/5).
Lawatan ke Provinsi Jawa Timur sendiri dilaksanakan selama dua hari, di mana pada hari pertama, Rabu (18/5) melihat dari dekat budidaya kapas, serta pengolahan kapas menjadi benang sampai menghasilkan produk kain batik gedog, di Kabupaten Tuban. Sedangkan pada hari kedua, ke Kabupaten Malang yakni ke Balittas dan Karya Usaha Petani Unggul (Kupu) Sutra, yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Pasuruan.
Kali ini, rombongan yang dipimpin Sekretaris Bapelitbangda Karangasem, Gusti Bagus Widiantara, serta diikuti Kabid Perindustrian Nyoman Antari, Kabid Penyedian Dan Pengembangan Sarana Pertanian I Komang Cenik serta Tim Ahli Perencanaan. Di Balittas, rombongan diterima Kepala Balittas,Andi Wijanarko, dalam kesempatan itu, Balittas sendiri siap mendampingi,baik dari teknis,pemberdayaan petani serta pendampingan program. “Kami sangat terbuka dalam pembudidayaan kapas ke petani,” ujarnya.
Dikatakannya, pola pembinaan petani untuk mandiri. Karena pola tanam, pihaknya pun menyarankan untuk tidak monokultur karena sudah pasti itu akan menyulitkan petani yang terbiasa melaksanakan pola tanam tumpang sari. “Kalau monokultur sudah pasti kalah dengan bahan pangan, yang penting kapas menyesuaikan dengan serapan industri,” ujarnya lagi.
Usai ke Balittas Malang, rombongan juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pengusaha Kupu Sutera yang terletak diperbatasan antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan,tepatnya Kecamatan Purwodadi yang diterima Owner Kupu Sutra Erianto Nugroho. Menurut Erianto Nugroho, awal mulanya mendirikan usaha ini sekitar enam tahun lalu. Rencananya, hasil sutra akan dibawa ke Negara Taiwan, namun karena ada kebijakan pemerintah, yang diekspor ke Taiwan sudah dalam bentuk barang. “Dari sekian yang dulu mendapat pelatihan, hanya saya yang bisa mengembangkan Kupu Sutra ini, saat ini ada ratusan petani binaan yang berada di bawah saya,itu tersebar di sejumlah kabupaten,” ujarnya.
Senada dengan Balittas, Erianto Nugroho mengaku siap saja berkaloborasi dengan Pemkab Karangasem. Dikatakan, prospek pengembangan pembudidayaan ulat sutra sangat terbuka lebar. Serta proses pemeliharaannya pun tidak terlalu sulit. “Kami pasti siap dengan siapa saja,” ujarnya lagi.
Seperti diketahui, Bupati Karangasem I Gede Dana mencanangkan Karangasem sebagai sentra kapas yang akan dipakai untuk bahan benang tenun. Hal itulah yang membuat Bupati Dana getol ingin belajar bagaimana caranya pembudidayaan kapas sampai menjadi benang. “Karena ini memang kebijakan yang selaras dengan provinsi, dalam penyediaan bahan baku tenun,” ujar Gusti Bagus Widiantara.
Pun dikatakan, hasil dari kunjungan ke Balittas Malang dan Kupu Sutra, Pasuruan nantinya akan disampaikan kepada Bupati Karangasem sehingga bisa diambil kebijakan. “Apalagi dari dua tempat yang kita kunjungi sangat terbuka lebar dalam melakukan kerja sama,” ujarnya. (LA-010)