Denpasar, LAKSARA.ID – Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali Ny. Cokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati (Ny. Cok Ace) berkomitmen mendukung berbagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker payudara yang hingga saat ini masih menjadi momok bai kaum perempuan. Komitmen itu disampaikannya saat mengikuti Sosialisasi Kanker Payudara di Tengah Pandemi Covid-19 untuk Wilayah Indonesia Tengah yang digelar secara virtual oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Selasa (6/10/2020).
Ny. Cok Ace yang mengikuti sosialisasi virtual dari Sekretariat BKOW Bali menyampaikan rasa prihatin karena jumlah penderita kanker payudara menempati peringkat pertama di Indonesia. Bahkan, penyakit ini menjadi penyumbang angka kematian terbanyak kedua. Khusus untuk Bali, ia menyebut ada tambahan 261 kasus baru. Menurutnya penambahan kasus kanker payudara yang terbilang cukup banyak ini patut diantisipasi agar ke depannya dapat ditekan. Ny. Cok Ace mengatakan, cukup tingginya penambahan kasus kanker payudara antara lain disebabkan oleh beberapa faktor yaitu masih rendahnya pemahaman masyarakat dan keengganan untuk memeriksakan diri. “Ada rasa takut sehingga enggan untuk memeriksakan diri,” ujarnya. Keengganan untuk memeriksakan diri itulah yang menyebabkan sebagian besar kasus kanker baru terdeteksi pada stadium lanjut dan sudah sulit disembuhkan. Oleh sebab itu, sebagai istri orang nomor dua di Bali yang aktif di sejumlah organisasi, ia turut ambil bagian dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker payudara. “Selama ini kita aktif mensosialisasikan pola hidup sehat untuk menangkal kanker seperti rajin mengkonsumsi sayur, buah, menjauhi rokok dan alkohol,” imbuhnya. Lebih dari itu, ia juga gencar mengkampanyekan gerakan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di kalangan perempuan. Menurutnya gerakan ini sangat penting sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Pada bagian lain, ia menginformasikan bahwa program bidang kesehatan menjadi salah satu priotitas dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Kami di Bali menjadikan kesehatan sebagai salah satu program prioritas karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Ny. Cok Ace menyampaikan apresiasi kepada YKPI atas penyelenggaraan sosialisasi kanker payudara yang melibatkan BKOW dari provinsi wilayah tengah yaitu Bali, NTB dan NTT. Kendati dilaksanakan secara virtual, menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan terkait kanker payudara. Ia bersama jajaran pengurus BKOW akan menyebarluaskan informasi yang diperoleh dalam kegiatan ini.
Ketua YKPI Linda Agum Gumelar menyampaikan terima kasih atas bebagai upaya yang telah dilakukan Ny.Cok Ace beserta jajarannya di BKOW. Menurut Linda Gumelar, kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun jejaring sosialisasi deteksi dini dan pencegahan kanker payudara. Sebagai penyintas kanker payudara, ia ingin merangkul lebih banyak lagi organisasi untuk menyebarluaskan informasi terkait penyakit ini. Bahkan, ia juga tengah berjuang agar kesehatan reproduksi bisa masuk dalam pelajaran sekolah. Ia menyebut, masih tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan oleh keterlambatan deteksi. Artinya, banyak kasus yang baru diketahui setelah masuk stadium lanjut.
Sementara itu, dr. Walta Gautama yang menjadi narasumber dalam sosialisasi itu menginformasikan, kemungkinan sembuh pada kanker payudara mencapai 80 persen bila terdeteksi pada stadium dini. “Peluang kesembuhannya akan menjadi jauh lebih kecil, bisa hanya sebesar 20 persen bila penyakit ini baru diketahui pada stadium lanjut. Selain sulit sembuh, biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan kanker stadium lanjut juga akan jauh lebih besar,” katanya. Oleh sebab itu, ia mendorong agar sosialisasi cegah dan deteksi dini makin digencarkan. (LA – DP1)