Amlapura, Laksara.id – Memasuki pelaksanaan yang ketiga kalinya, tahun ini event Nongan Village Festival (NVF) akan menampilkan garapan berbeda. Kegiatannya lebih menonjolkan potensi lokal Desa Adat Nongan, Rendang, Karangasem, dengan mengedepankan pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan yang dituangkan pada ‘expo’ yang mengambil momentum spirit Hari Pahlawan. Imej yang dibangun pada ajang ini sesuai imbauan Pemerintah Provinsi Bali dalam hal mengurangi timbulan sampah plastik sekali pakai.
Made Santika salah seorang panitia dan tim kreatif NVF-3 menegaskan, tim telah merancang agar pelaksanaan NVF-3 bebas dari penggunaan plastik sekali pakai, streofoam dan bahan sejenis yang tidak ramah lingkungan. Semua kelengkapan menggunakan bahan dari alam yang bisa didaur ulang.
Bila tahun sebelumnya NVF selalu dilaksanakan di luar desa, tahun ini seluruhnya akan dilaksanakan di Desa Nongan. “NVF-3 akan dilaksanakan pada tanggal 9-10 Nopember 2019 dengan mengambil tempat di Wantilan Desa Adat Nongan. Memang, tahun-tahun sebelumnya selalu dilaksanakan dengan meminjam tempat di luar Desa Nongan karena kami belum mempunyai tempat yang memadai,” ujar Made Santika di Desa Nongan, Sabtu (5/10) malam.
Menurut pemuda yang biasa dipanggil Tesend ini, NVF-3 diharapkan bisa menggali potensi-potensi lokal Desa Adat Nongan. Disamping expo yang menampilkan potensi tersebut, pagelaran dan pengisi acaranya pun diharapkan lebih memberi ruang kepada garapan hasil kreasi anak-anak muda/sekaa daha teruna Desa Adat Nongan.
“Pokoknya ditunggu saja. Ada kejutannya. Anak muda Nongan memang KECE (Keren Cekalee – red),” kilah Tesend ketika ditanya apa saja materi dan pagelaran yang akan ditampilkan dalam NVF-3.
Lebih jauh Tesend menuturkan, panitia sangat berharap Ibu Putri Suastini Koster bisa hadir selaku Ketua TP-PKK Provinsi Bali. “Beliau ibu asuh anak-anak muda Nongan. Sudah banyak membantu Desa Adat Nongan. Kami siapkan garapan khusus untuk mengiringi saat membacakan puisi karena pada NVF II pun ibu Putri tampil membaca puisi di depan masyarakat Desa Nongan. Mudah-mudahan tidak ada halangan,” harapnya.
Sebelumnya, event NVF-1 dilaksanakan di Bubu Bali Restaurant di kawasan Bypass Prof Dr IB Mantra tahun 2016. Konsepnya menitikberatkan pada bazaar dan pentas musik. Hasil penggalian dananya disumbangkan (punia) ke Pura Dalem Nongan yang saat itu sedang melaksanakan Karya Ngenteg Linggih. Cukup banyak artis/penyanyi lagu pop Bali yang tampil pada NVF-1.
NVF-2 digeber lebih kolosal dengan mengambil tempat di lapangan umum Desa Rendang tahun 2017. Artis-artis top seperti Lolot, Jhony Agung, Balawan dan lain-lain hadir. Tidak kurang 7 ribuan penonton memadati tempat pelaksanaan NVF-2 saat itu. Panitia pun meraup untung yang disumbangkan untuk fakir miskin dan penyandang disabilitas.
Pada tahun 2018 NVF urung dilaksanakan karena situasi erupsi Gunung Agung. “Astungkara tahun ini kami laksanakan kembali berkat dukungan Bapak Gubernur Bali melalui CSR Bank BPD Bali. Tidak lupa pula kami mohon bantuan teman-teman media untuk mempublikasikannya. Tentunya para pengusaha dan lembaga / instansi pemerintah dan swasta serta utamanya krama Desa Adat Nongan untuk bersama-sama bisa membantunya. Ini semua untuk Desa Adat Nongan yang tercinta,” ujar Tesend sembari mengepalkan tangan penuh optimistis. (LA-010)