Denpasar, Laksara.id – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto SIP menyatakan bahwa radikalisme atau separatisme adalah ideologi dan faham yang ingin melakukan suatu perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan atau ekstrem yang bertentangan dengan dasar negara Indonesia, Pancasila.
“Faham tersebut di samping dapat merusak kesucian norma-norma ajaran agama, juga dapat merusak tatanan dan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Pangdam dalam sambutan tertulis dibacakan Aster Kasdam IX/Udayana Kol Inf Jamez A Ratu Edo, pada kegiatan Komunikasi Sosial Cegah Tangkal Radikalisme/Separatisme tingkat Kodam IX/Udayana tahun 2019, di Auka Makodam IX/Udayana di Denpasar, Kamis (22/8).
Pangdam mengungkapkan, Bangsa Indonesia telah mengalami cukup banyak serangan, baik dari Kelompok Kriminal Bersenjata maupun terorisme yang menganut faham radikal. Aksi teror tersebut tidak hanya merenggut korban jiwa dan kerugian material, tetapi juga menyebarkan atmosfer kecemasan dan ketakutan di kalangan masyarakat luas.
“Yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa masih saja ada beberapa orang yang belum sadar sehingga mudah terpengaruh oleh faham-faham yang tidak sesuai dengan Pancasila ?,” kata Panglima Benny dengan menambahkan, mereka tidak menyadari bahwa tindakannya itu salah, baik dari segi hukum maupun agama.
Melihat kenyataan seperti itu, lanjut Mayjen Benny, untuk dapat melakukan berbagai upaya atau tindakan pencegahan secara dini serta guna mengantisipasi berkembangnya faham radikal atau separatis di masyarakat, dibutuhkan kerja sama antarkomponen masyarakat, baik unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, tokoh agama, adat dan seluruh elemen masyarakat.
“Kita harus secara bersama-sama melakukan berbagai upaya pencegahan secara dini, sehingga faham radikal atau separatis tidak sampai terus tumbuh dan berkembang di negara kita,” ujar Mayjen Benny, menegaskan.
Indonesia khususnya Bali, merupakan barometer keamanan dunia karena memiliki destinasi pariwisata yang terkenal di mancanegara. Jika Bali aman, tentunya masyarakat dunia menilai Indonesia secara keseluruhan juga aman. “Jangan sampai keamanan dan kenyamanan masyarakat yang sudah tercipta selama ini terganggu oleh adanya faham-faham radikal atau separatis yang ingin melancarkan aksinya,” katanya.
Kegiatan Komsos tersebut mengambil tema “Melalui Kegiatan Pembinaan Komsos Cegah Tangkal Radikalisme/ Separatisme, Kita Perkokoh Mentalitas dan Pemahaman Idiologi Pancasila Guna Mencegah Ancaman Bahaya Radikalisme/Separatisme Dalam Rangka Mewujudkan Alat Juang Pertahanan Yang Tangguh”.
Melalui kegiatan itu, diharapkan dapat menghasilkan pemikiran yang konstruktif dan langkah-langkah kongkret dalam menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan patriotisme demi menjaga stabilitas keamanan di Indonesia.
Mengingat kegiatan yang begitu penting, Pangdam mengharapkan kepada seluruh peserta dapat menyimak dengan sungguh-sungguh materi yang disajikan oleh narasumber, serta menanyakan jika ada hal-hal yang belum dimengerti, sehingga pemahaman tentang pertahanan negara maupun penanganan radikalisme/ separatisme kian semakin meningkat, sehingga dapat memberikan kontribusi positif untuk melaksanakan tugas yang lebih baik.
Hadir pada kegiatan Kompos tersebut antara lain Irdam IX/Udayana, Danrem 163/Wira Satya, Kapok Sahli Pangdam, para perwira Staf Ahli, Danrindam, Asrendam, para Asisten Kasdam, LO-AL dan LO-AU serta para Dan/Ka Satuan di jajaran Kodam IX/Udayana.
Sementara tampil selaku narasumber, Kabid Kewaspadaan Daerah Kesbangpol Provinsi Bali Nyoman Swanjaya SE MSi, dan FKUP/Ketua Walubi Provinsi Bali Pendeta Eka Jaya. Bertindak selaku moderator Dr Ketut Westra SH MH, ahli hukum dan dosen pada Fakultas Hukum Universitas Udayana. (LE-001)