Buleleng, Laksara.id – Atap ruang kelas di SDN 5 Kampung Baru, Kecamatan Buleleng, mendadak ambruk pada Selasa (24/12/2024) malam. Peristiwa tersebut baru diketahui pihak sekolah pada Rabu (25/12/2024) pagi.
Atap yang ambruk adalah atap ruang kelas IIb. Beruntung, kegiatan belajar mengajar sedang ditiadakan karena siswa masih libur hingga awal Januari.
Kepala SDN 5 Kampung Baru, I Made Sukarsa, mengungkapkan bahwa terdapat dua bangunan di sekolahnya yang atapnya lapuk. Bangunan tersebut berada di sisi barat dan sisi timur sekolah.
Di sisi barat sekolah terdapat tiga ruang kelas, masing-masing digunakan untuk siswa kelas IIa, IIIa, dan IIIb. Karena atap bangunan melengkung, ruang-ruang tersebut tidak digunakan sejak tahun lalu.
“Sudah hampir setahun tidak digunakan. Siswa kami pindahkan ke aula karena khawatir atapnya ambruk, apalagi pada musim hujan seperti sekarang,” ujar Sukarsa.
Sementara itu, di sisi timur sekolah, atap bangunan juga mulai rusak. Meski secara kasat mata kerusakan tidak separah di sisi barat, bangunan ini digunakan untuk ruang kelas IIb dan ruang kepala sekolah. Namun, pada Selasa malam, atap ruang kelas IIb ambruk.
“Awalnya saya mengira bangunan di sisi barat yang roboh. Ternyata bangunan di sisi timur. Syukurnya, kondisi sekarang sedang libur. Kalau siswa sedang belajar, mungkin akan ada hal yang tidak kita inginkan,” imbuhnya.
Ia juga menyebut bahwa kerusakan atap telah merembet ke ruang kepala sekolah. Meski demikian, ruang kepala sekolah tetap digunakan karena tidak ada ruangan lain.
Menurut Sukarsa, sekolah tersebut belum pernah mendapat bantuan renovasi gedung. Pihaknya telah melaporkan kondisi kerusakan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, serta melalui sistem Data Pokok Kependidikan (Dapodik).
“Kami berharap kondisi ini bisa segera mendapatkan perhatian dan bantuan,” ujarnya.
Saat ini, ada empat ruang kelas yang tidak dapat digunakan, sementara jumlah siswa di SDN 5 Kampung Baru mencapai 294 orang yang terbagi dalam 12 kelas. Masing-masing tingkatan terdiri atas dua kelas paralel.
Rencananya, pihak sekolah akan menerapkan sistem berbeda pada tahun ajaran baru. “Apakah nanti menggunakan pembelajaran daring atau sistem double shift, akan kami koordinasikan lebih lanjut,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika, mengatakan pihaknya telah menerima laporan terkait kerusakan tersebut. Namun, perbaikan tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
“Perbaikan harus direncanakan secara mendetail karena khawatir kerusakan merembet ke ruangan lain. Kalau jangka pendek, hanya satu ruangan selesai, tapi yang lain tetap bermasalah,” katanya.
Astika menambahkan, pihaknya berencana mengajukan perbaikan pada tahun 2025 dengan harapan sekolah tersebut mendapat prioritas perbaikan.
“Untuk sementara, kami sarankan menerapkan double shift agar proses pembelajaran tetap efektif,” tandasnya. (LA-IN)