Denpasar, LAKSARA.ID – Dalam mewujudkan generasi emas, Pemerintah Kota Denpasar melalui Tim Penggerak PKK Kota Denpasar melaksanakan pelatihan bagi kader posyandu yang ada di Kota Denpasar.
Pelatihan yang berlansung selama empat hari untuk kader-kader posyandu di empat kecamatan dilaksanakan di Hotel Aston Denpasar, Selasa (26/11/2024). Pelatihan yang dihadiri Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana dan seluruh pengurus TP PKK Kota Denpasar.
Sekretaris PKK Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari mengatakan para kader yang posyandu yang ada di masing-masing banjar dan lingkungan di Kota Denpasar mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan generasi emas yang akan datang. Mengingat para kader posyandu lebih sering berinteraksi langsung dengan masyarakat khususnya ibu-ibu hamil, ibu menyusui termasuk juga para balita yang ada di masing-masing banjar dan lingkungan melalui kegiatan posyandu. Untuk itu perlu terus ada peningkatan pengetahuan bagi para kader terutama dalam memberikan memberikan penyuluhan terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil, menyusui dan balita.
“Kami berharap para kader benar-benar memahami PMT yang bergizi sehingga tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan berjalan dengan baik,” ujar Sri Utari. PMT bergizi tidak harus mahal bahkan dengan olahan panganan lokal dapat mewujudkan tumbuh kembang anak dengan baik sehingga mencegah stunting pada anak.
Sementara nara sumber pelatihan Ni Putu Agustini SKM MSi mengatakan pemberian PMT bertujuan untuk menanggulangi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Dalam pemberian PMT diharapkan dapat memanfaatkan olahan panganan lokal. Menurutnya olahan panganan lokal banyak mengandung gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. “Kita mengetahui banyak olahan bahan lokal seperti umbi-umbian mengandung karbohidrat, buah-buahan dan sayur sebagai sumber vitamin dan mineral serta daging, ikan sebagai sumber protein,” ujarnya.
Di samping itu, bahan-bahal lokal dapat di olah dengan berbagai makanan menarik untuk anak-anak seperti puding dan aneka makanan lainnya.
Pande Putu Sri Sugiani, DCN,M.Kes merupakan salah satu ahli gizi yang juga menjadi nara sumber mengatakan salah satu fase penting untuk mencegah stunting pada balita adalah setelah masa kelahiran, terutama saat bayi berusia 6-11 bulan dan 12-23 bulan. Karena pada fase ini, terjadi lonjakan stunting hingga 1,6 kali lipat, yakni 13,7 persen saat anak berusia 6-11 bulan dan 22,4 persen saat anak berusia 12-23 bulan.
Untuk itu, menurut Sugiani, perlu adanya makanan pendamping Asi (MPASI) yang perlu dikonsumsi oleh bayi ketika sudah berusia 6 bulan atau lebih. Mengingat asupan makanan pendamping ini merupakan faktor krusial yang mendukung proses tumbuh kembang si kecil.
“Melalui pelatihan ini kami harapkan para kader posyandu dapat menyampaikan pada para ibu yang mempunyai balita kapan dapat memberikan MPASI secara tepat,” ujarnya seraya menambahkan sehingga diharapkan dalam memberikan makanan pada balita selalu berpedoman pada gizi yang seimbang. (LA-KS)