Karangasem, LAKSARA.ID – Tari Rejang yang dibawakan oleh delapan pegawai Sekretariat Daerah (Setda) mengiringi Bhakti Penganyar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng di Pura Agung Besakih, Karangasem dalam rangka Karya Ida Bhatara Turun Kabeh.
Keindahan Tari Rejang membuka prosesi Bhakti Penganyar yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng di Pura Agung Besakih, Kabupaten Karangasem, pada Rabu (3/4/2024) pagi. Delapan pegawai Sekretariat Daerah (Setda) Buleleng dengan anggun membawakan tarian ini. Mengantarkan prosesi persembahan yang dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana beserta Ny. Paramita Lihadnyana, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa, dan pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng. Rangkaian upacara bhakti penganyar di puput oleh Ida Pedanda Bukit Kemenuh dari Griya Singarata, Rendang, Karangasem.
Ratusan umat Hindu memadati Pura Agung Besakih untuk menyaksikan prosesi Bhakti Penganyar ini. Upacara ini merupakan wujud sradha bhakti Pemkab Buleleng kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para dewa-dewi yang berstana di Pura Agung Besakih.
Ditemui usai prosesi, Lihadnyana menjelaskan pelaksanaan Bhakti Penganyar ini merupakan wujud bakti dan penghormatan terhadap Ida Bhatara-Bhatari yang berstana di Pura Agung Besakih. Sekaligus memohon keselamatan serta kesejahteraan bagi alam semesta.
“Kita bersama-sama memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa khususnya Ida Bhatara-Bhatari yang berstana di Pura Agung Besakih. Agar Beliau menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan bagi umat semuanya baik itu di Buleleng maupun Bali pada umumnya” jelasnya.
Pj Bupati yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini mengatakan selain sebagai wujud bakti dan penghormatan, Bhakti Penganyar ini juga merupakan salah satu upaya Pemkab Buleleng untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta.
“Upacara ini juga merupakan bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas limpahan karunianya kepada masyarakat Buleleng,” kata Lihadnyana.
Lihadnyana pun mengungkapkan Bhakti Penganyar di Pura Agung Besakih ini merupakan salah satu bukti komitmen Pemkab Buleleng dalam menjaga serta melestarikan adat dan budaya Bali. Upacara ini juga menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan spiritual antara Pemkab Buleleng dengan masyarakat Hindu di Bali.
“KIta sangat menghargai dan selalu berupaya untuk melestarikan adat dan budaya Bali. OLeh karena itu, kita haturkan Bhakti Penganyar ini untuk juga memperkuat hubungan spiritual Buleleng dengan masyarakat Bali lainnya,” ungkap pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu ini. (LA-KS)