Denpasar, LAKSARA.ID – Telah terselenggara The 4th International Conference On Communication And New Media Studies (COMNEWS) 2023 yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Udayana pada tanggal 25 & 26 Oktober 2023, dengan tema “Rethinking post-digital society: Imagining the future of media, communication and sustainability”.
Kegiatan hari pertama terlaksana pada tanggal 25 Oktober 2023 dilaksanakan di Prime Plaza Hotel, Sanur, dimana hampir 100 orang partisipan memaparkan hasil riset mereka dengan tema yang relevan diantaranya Media, Communication and Innovation; The Ethics of AI and Automation; Communicating Sustainability; Media and Crisis Communication; Communicating Environmental Issues and Climate Chang. Hadir pada pembukaan confrence, hadir Plt Rektor Universitas Udayana Prof Ngakan Putu Gede Suardana dalam sambutannya mengapresiasi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana atas kolaborasi dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dalam menyelenggarakan Confrence ini. Selain itu, Beliau menyampaikan bahwa perkembangan teknologi internet saat ini berdampak pada perubahan praktek jurnalistik media, yang mengharuskan media merubah cara kerja, produksi konten, model bisnis dan struktur organisasi media. Melalui Confrence ini dapat menjadi wadah diskusi terkait masalah – masalah di bidang media dan komunikasi terutama di era artificial intellegence saat ini.
Sejalan dengan tema confrence, COMNEWS 2023 mengundang beberapa keynote speaker dari berbagai negara untuk berbagi ilmu, di antaranya Prof Verica Rupar – profesor di bidang jurnalisme di Auckland University of Technology dan Chair of the World Journalism Education Council, Prof. Axel Bruns – profesor di Digital Media Research Centre, Queensland University of Technology, Prof Claes de Vreese – profesor di bidang Artificial Intelligence and Society, University of Amsterdam dan President of International Communication Association 2020-2021, dan Noshir Contractor – profesor dari Northwestern University di area social communication networks dan President of International Communication Association 2022-2023. COMNEWS 2023 hari pertama ditutup dengan Gala Dinner bersama.
Samsara Living Museum The Circle of Balinese Life menjadi tempat terselenggaranya kegiatan Hari kedua COMNEWS 2023. Pada 26 Oktober 2023 Peserta dan Panitia COMNEWS 2023 melakukan visit ke Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem, yang lokasinya sangat dekat di kaki Gunung Agung. Setibanya di lokasi para partisipan langsung diberikan selendang untuk diikatkan ke pinggang mereka sebagai simbol pengikat panca budhi indria dan panca karmen indria sewbelum memasuki kawasan museum, selanjutnya mereka disuguhkan dengan minuman tradisional jamu kunyit asam sebagai welcome drink.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan tentang konsep dasar alasan museum ini hadir berawal dari keprihatinan modernisasi yang menggerus adat dan budaya Bali. Apalagi kini jarang dipahami terutama oleh generasi muda. Disampaikan pula bahwa objek wisata dan wisata edukasi ini terbentang di areal seluas 80 are atau 8.000 meter persegi, berisi ruang hijau terbuka dan beberapa bangunan tradisional, salah satunya museum. Di dalam museum dijelaskan tentang 14 rentetan upacara Hindu yang disajikan dalam bentuk foto beserta penjelasan dan alatnya di dalam museum. Dimulai dari berbagai nilai serta tradisi yang melekat sejak bayi berada di dalam kandungan, kemudian lahir ke dunia, hidup dan mati bahkan hingga menyatu dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa dan tercapainya kesempurnaan. Konsep Museum Samsara adalah merekontruksi rangkaian siklus kelahiran manusia Bali. Di mana semua dibingkai dalam ritual, sarana upakara. Dan pemaknaan di balik simbol-simbol tersebut menjadi informasi praktis yang dapat menjadi pengkayaan pengalaman.
Selepas keluar dari gedung, pengunjung akan diajak beraktivitas sambil menyaksikan kehidupan langsung masyarakat yang tinggal di dalam museum. Dari total 100 orang warga lokal atau 30–40 kepala keluarga yang terlibat, beberapa di antaranya tinggal dan melakukan segala aktivitas di museum itu. Selanjutnya para partisipan diarahkan untuk menyaksikan kegiatan aktivitas sehari masyarakat setempat. Dari mulai pembuatan sarana tetabuhan (arak, brem), menumbuk padi, mejejahitan, melukis aksara bali, dan juga membuat sate lilit Bali.
Setelah diberi edukasi soal tahapan hidup yang becermin dari kearifan Desa Jungutan, wisatawan akan diperlihatkan nama-nama dalam pohon keluarga di Bali. Melalui pengalaman tersebut menunjukkan bahwa umat Hindu di Bali selalu mencatat asal dan siapa leluhurnya. Perjalanan menyusuri setiap sudut Samsara Living Museum yang menyuguhkan berbagai benda, tradisi, atraksi hingga berbagai jenis tumbuhan langka akan membawa kita kembali pada peradaban leluhur yang agung dalam nilai-nilai filosofi, budaya, dan kearifan lokal yang mendalam. Narasi dan penjelasan menarik mengenai siklus hidup masyarakat Bali akan ditampilkan dalam rangkaian visual yang penuh makna, di lebih dari 5 titik anda akan berkesempatan menyaksikan rangkaian aktivitas asli masyarakat. Selanjutnya para partisipan diajak menikmati hidangan makan siang yang disajikan diatas dulang sebagai simbol haturan atau persembahan kepada orang yang dihormati atau kalangan bangsawan disesuaikan dengan menu makanan tradisional Bali. Sebelum akhirnya para partisipan pulang ke tempat asal masing – masing, acara ditutup dengan foto bersama peserta dan panitia. (LA-Yog)
Sumber: www.unud.ac.id