Denpasar, LAKSARA.ID – Dalam Seminar Bhakti Desa tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Universitas Udayana melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, salah satu narasumber yang diundang adalah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Hindun Barokah dari Direktorat Pembangunan Daerah dengan judul “Perencanaan Pembangunan Desa Mandiri”. Seminar Bhakti Desa ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang telah memasuki pelaksanaan ke – 6, dengan maksud sebagai perwujudan rasa terima kasih, terutama kepada pengelola desa di Provinsi Bali karena selama ini telah menerima dengan baik kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik itu berupa kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilakukan dosen dan peneliti maupun mahasiswa dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dengan adanya kehadiran narasumber ini, dapat memberikan gambaran arah kebijakan baru dan memberikan kelancaran dalam menjalankan kegiatan pengelolaan desa sehari – hari.
Dalam pemaparan yang dilakukan secara daring, disampaikan bahwa pembangunan desa dan pemerataan wilayah desa menunjukkan tren yang positif, dimana pada tahun 2019 – 2021 terjadi peningkatan jumlah desa yang berstatus mandiri dan maju. Namun hingga saat ini, program/kegiatan di tingkat pusat, daerah hingga desa masih terus dilakukan dengan harapan dapat mendorong akselerasi kinerja pembangunan desa. Prioritas pembangunan desa dan kawasan pedesaan tertuang pada RPJMN Tahun 2020 – 2024, yang menyebutkan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan, dan Transmigrasi, dimana dalam poin tersebut terdapat dua hal yang menjadi perhatian, yaitu Pembangunan Desa Terpadu dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional.
Lanjutnya, terdapat beberapa strategi yang dapat dilaksanakan dalam kaitannya dengan pembangunan desa. Pertama, Diversifikasi Ekonomi Perdesaan memiliki strategi umum (reformasi agraria, asuransi pertanian, permodalan mikro, resi gudang untuk stabilitas harga dan menciptakan pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel); off – farm dan non – farm (memfasilitasi transfer surplus tenaga kerja ke aktivitas off dan non farm seperti ke UMKM, ekonomi kreatif, dan melalui pelatihan dan on – job training) dan on – farm (mengkonsolidasikan lahan pertanian agar mencapai skala keekonomian yang layak, menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas). Kedua, Peningkatan Konektivitas Perdesaan dengan strategi untuk melibatkan desa dalam perdagangan lintas wilayah untuk memfasilitasi terjadinya spesifikasi, diversifikasi, ekonomi dan knowledge spillover. Ketiga, Aglomerasi Aktivitas Perdesaan dengan strategi membangun pusat aktivitas mikro di tingkat perdesaan (seperti KPPN dalam RPJMN 2020 – 2024). (LA-Yog)
Sumber: www.unud.ac.id