Denpasar, LAKSARA.ID – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Purtu Astawa saat menerima audensi dari Indonesian Tourism Training Center (ITTC) di Ruang tamunya, Selasa (8/12/20).
Dalam kesempatan tersebut ia mengatakan jika Pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang sangat signifikan terhadap Bali, yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi dan industri pariwisata sangat lesu. Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian dengan terus berupaya memperoleh kepercayaan publik, bahwa Bali siap untuk dikunjungi kembali oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Oleh karenanya, para pengusaha hotel dan restaurant untuk tetap optimis bahwa pariwisata Bali akan segera bangkit kembali. Usaha untuk menerapkan protokol kesehatan untuk membangun kepercayaan dikalangan wisatawan yang akan berkunjung ke Bali terus digaungkan.
Pada kesempatan itu, Cok Ace yang juga Ketua BPD PHRI Bali membeberkan Penerapan Health Protocols (CHSE) pada 14 sektor kegiatan masyarakat, terselenggaranya Health Program (CHSE) pada bisnis pariwisata (hotel,restoran,objek wisata,jasa travel Agen, Wisata Air dan Bisnis, merupakan langkah startegis yang telah diambil oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam protokol kesehatan Penerapan Cleanliness,Healthy,Safety and Environment (CHSE), termasuk penerapan pembayaran non tunai dengan aplikasi QRIS, serta menyiapkan program berbasis Branding,Advertising, dan Selling terus digencarkan sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali juga memiliki startegi baru dalam mencegah dan menghentikan penularan Covid-19 dengan selalu menerapkan 3T (Tracing,Testing and Treatment) disamping melibatkan Desa Adat yang berdasarkan kearipan local dengan pembentukan Satgas Gotong Royong. Lebih jauh, Selain penaganan Covid-19, penurunan pariwisata Bali juga menjadi perhatian, strategi pengembalian pariwisaya juga tetap dipikirkan, termasuk terus menjajaki kerjasama dengan pelaku industri diluar dan survey tren pariwisata sebagai akibat dari Covid-19,”tambahnya.
Sementara itu, Made Arya Astina Ketua Forum Indonesian Tourism Training Center (ITTC) menyampaikan dibentuknya Forum Indonesian Tourism Training Center (ITTC) adalah untuk menghadirkan pelatihan dan sertifikasi berkualitas internasional yang dibutuhkan dunia pariwisata serta mewujudkan ekosistem yang kondusif serta mebangun Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia yang berdaya saing Global, sehingga Bali sebagai lokomotif pariwisata Indonesia dipandang perlu membutuhkan ITTC sebagai lokomotif pengembangan sumber daya manusia dengan tenaga yang terampil dan siap kerja.
Indonesian Tourism Training Center (ITTC) selalu mendorong ditanamkannya budaya entrepreneurship (wirausaha) pada lembaga pendidikan dan pelatihan, disamping mewujudkan sumber daya manusia pariwisata yang agile & adaptif, ITTC selalu membangun kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan dengan dunia industri pariwisata sehingga saling memberikan benefit, sehingga mampu meningkatkan citra lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata dengan pengakuan kualitas lembaga,”imbuhnya.
Dalam audensi, hadir juga Sekretaris ITTC I Nyoman Sukadana, I Made Sumitra Wakil Ketua 1 dan Anak Agung Widnyana, Wakil Ketua 2.
Dalam hari yang sama, Wagub Cok Ace juga berkesempatan menerima Perbekel Pejeng Kawan Anak Agung Gede Oka, Tampaksiring, Gianyar. Dalam kunjungan singkatnya, Perbekel AA Gede Oka mengutarakan keinginan warganya untuk memiliki sekolah SMA Negeri lagi di daerahnya. Hal tersebut dikarenakan masih jauhnya akses sekolah dari desanya.
Menanggapi hal tersebut, Wagub Cok Ace berjanji akan mengkaji, serta memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga untuk koordinasi lebih lanjut. (LA – DP1)