Denpasar, Laksara.id – Disadari bersama memang susah dan sebuah kerja keras merubah paradigma Kelola Sampah baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan berdasarkan itu Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali akan membangun pengelolaan sampah di bumi perkemahan Margerana. Rabu, 15 Januari 2020
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali, I Made Rentin menyambut baik pemaparan dari PT. Xaviera Global Synergy dan Yayasan Bali Wastu Lestari. “Pada prinsipnya kami akan bangun Pengelolaan Sampah di Bumi Perkemahan Margarana Berbasis Go Green dan memberikan Edukasi kepada adik-adik Pramuka serta mendukung Nangun Sat Kerthi Loka Bali “Cinta Alam” yaitu melestarikan dan menjaga lingkungan dengan pengelolaaan sampah” Ucapnya.
Wilda Yanti selaku CEO. PT. Xaviera Global Synergy mengatakan Pepatah lama yang menyebutkan jika menebar kebaikan akan menghasilkan kebaikan pula. terkait program peduli lingkungan. Pramuka dapat menjadi pioner pengelolaan sampah secara tuntas dengan berbagai inovasi, salah satunya mengembangkan pusat edukasi pengelolaan sampah yang baik dan benar. Jelas Wanita asal Sijunjung, Sumatera Barat itu.
Lanjut Wilda Kurangnya kesadaran tersebut juga dikarenakan kurangnya edukasi tentang sampah. Karena banyak yang belum mengetahui apa itu sampah, apa itu pengelolaan sampah, apa penyebab sampah menumpuk lalu apa akibatnya. Sampah itu sendiri banyak sekali macam dan jenisnya. Mulai dari bentuk, dan cara penguraiannya.
Sebagai contoh, jenis sampah terbagi menjadi dua. Pertama, sampah padat (anorganik) sampah ini terdiri atas bahan-bahan anorganik seperti bahan logam,plastik,kaca,karet,dan kaleng. Mengapa disebut sampah anorganik, karena jenis sampah ini sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di tanah. Sampah basar (organik) adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, sisa makanan, daun dan lain-lain. Mengapa disebut sampah organik, karena sampah ini mudah diuraikan, tidak tahan lama atau cepat membusuk. Ini merupakan tahap awal dari pengelolaan sampah. Masih banyak dari kita yang mungkin sekira nya telah mengetahui tentang jenis sampah namun tidak mengerti cara pengelolaan nya dengan cara yang bertanggung jawab. Sehingga edukasi itulah yang harus diangkat dan didorong terlebih dahulu pada benak dan pemikiran manusia sehingga setelah mereka paham dan mengerti, otomatis mereka akan sadar tentang kesalahan yang mereka lakukan dan berniat untuk mengubah kebiasaan yang berdampak pada pengelolaan sampah tersebut. Paparnya.
Edukasi ini sangatlah penting dan harus tetap berjalan agar dapat menghambat dampak besar yang terjadi apabila masih banyak dari kita tidak tahu dan melakukan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Sedangkan Ketua Yayasan Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati. Mengatakan, Banyak masyarakat yang bingung apa yang bisa dilakukan untuk menyikapi masalah sampah. Bank sampah hadir sebagai bentuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yang merupakan sarana efektif untuk mendorong proses mengolah sampah dan memfasilitasi proses daur ulang.
Menurutnya keberadaan bank sampah yang saat ini ada di Bali belum cukup untuk mengakomodasi sampah yang dihasilkan oleh penduduk di Bali. Maka dengan itu lah kami hadir akan menggandeng Gerakan Pramuka Bali untuk bersama – sama mengedukasi masyarakat. Serta menuju Indonesia Bersih Sampah.
Acara pertemuan di hadiri pula Waka kehumasan, Data dan Informatika, Bagus Parta Wijaya, Sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali Nyoman Aryawan dan Urusan Informatika Rudianto. (010)