Badung, Laksara.id – Sebagai seorang pengusaha sukses, pemilik perusahaan Indo Bali Gas, Anik Yahya tak lupa bersyukur dan berbagi rezeki kepada masyarakat yang membutuhkan. Berbagai kegiatan sosial yang menyasar berbagai kelompok masyarakat diselenggarakan. Salah satunya kegiatan berbagi kasih untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Kelas 2A, Kerobokan.
Anik Yahya mengatakan dipilihnya WBP perempuan Lapas Kerobokan kali ini karena merasa selama ini mereka kurang mendapatkan perhatian. Selama ini kegiatan sosial yang diselenggarakan sering kalinya menyasar panti asuhan, yayasan dan lainnya, namun kali ini sebagai sesama perempuan ia ingin berbagi untuk WBP Lapas Wanita Kerobokan.
“Saya yakin tidak ada satupun dari mereka yang menginginkan masuk ke sini (Lapas Wanita Kerobokan, red), namun situasi dan kondisi yang membuat mereka ada di sini,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara berbagi kasih, di Lapas Wanita Kerobokan, Badung, Rabu (20/11).
Pada kesempatan tersebut Anik mengajak dan mengingatkan agar tidak menjustifikasi dan memandang rendah mereka para WBP. “Mereka masuk ke sini saja sudah pukulan bagi mereka. Jadi janganlah kita ikut-ikutan merendahkan mereka. Kita harus mendukung dan percaya, setelah dari sini, mereka akan dapat menjadi lebih baik,” katanya.
Melalui kegiatan itu, Anik bersama group usaha dan koleganya menyumbangkan pembuatan satu unit sumur bor, mengingat musim kemarau saat ini, dan beberapa barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya, yang merupakan sumbangan dari berbagai donatur yang ikut.
Terkait hal itu, Kalapas Perempuan Kerobokan, Lili, mengapresiasi berbagi kasih yang dilakukan oleh perusahaan Indo Bali Gas untuk warga binaannya. Di musim kemarau ini, bantuan pembuatan sumur bor menurutnya akan sangat membantu, karena saat ini warga binaannya memang mengalami kendala air.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Bu Anik, saat ini warga kami memang terkendala air, karena musim kemarau,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Selain itu, menurutnya kondisi ini semakin sulit lantaran kondisi lapas yang telah mengalami over capacity. Idealnya kapasitas lapas 120 WBP, namun saat ini harus diisi oleh 205 WBP. Dari semua WBP tersebut, kata Lili, 85 persennya merupakan napi kasus penyalahgunaan Narkotika. “Yang dominan kasus Narkoba, Dari 205 WBP sekitar 85 persennya (kasus Narkotika, red),” katanya. (LA-010)