Karangasem, Laksara.id – Ke mana Karangasem 2020?. Pertanyaan ini menjadi tajuk utama dalam diskusi yang digelar DPK Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Karangasem di Wantilan Kantor Bupati Karangasem, Sabtu (24/8/2019).
Diskusi yang disambut antusias oleh pelajar SMA dan pemuda di Karangasem itu menghadirkan 4 narasumber, di antaranya Ketua DPRD Karangasem I Gede Dana, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, Wakil Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi dan tokoh perwakilan masyarakat I Gede Adnya Mulyadi.
Pertanyaan cukup menggelitik ‘ke mana Karangasem 2020’ itu sengaja dilempar ke publik, mengingat pembangunan di Karangasem dalam tiga tahun terakhir nyaris berjalan di tempat. Diskusi publik sendiri digelar Peradah Karangasem serangkaian dengan Lokasabha yang akan digelarnya nanti.
Bertindak selaku moderator Ketua Peradah Karangasem I Wayan Budiasa, yang mengawalinya dengan melempar beberapa persoalan kepada para narasumber, mulai dari angka IPM Karangasem yang paling rendah di Bali, kemiskinan, hingga merosotnya pendapatan asli daerah (PAD) Karangasem.
“Beberapa persoalan ini kita bungkus dalam satu pertanyaan, mau dibawa ke mana Karangasem 2020 nanti?,” ucap Budiasa.Sebagai wadah pemuda Hindu, Peradah Karangasem merasa miris melihat kondisi Karangasem saat ini yang nyaris tanpa denyut, dan semakin ditinggalkan oleh daerah-daerah lain.
“Acara ini kami buat agar mengetahui apa yang masyarakat dan pemuda inginkan, serta apa nantinya yang bisa dilakukan sosok pemimpin Karangasem. Apalagi dengan situasi tahun 2020 mendatang akan ada pemilihan Bupati,” kata pria yang akrab disapa Kokek itu.
I Gede Dana, sebagai pemateri pertama, sekaligus membuka diskusi tersebut mengatakan, satu-satunya jalan untuk membuat Karangasem bisa lebih maju dari sekarang, ialah dengan memulai mencetak SDM Karangasem yang lebih unggul. Langkah ini bisa dicapai dengan memberikan prioritas lebih pada sektor pendidikan dan kesehatan.
“Bagaimana bisa memajukan sebuah daerah kalau IPM-nya saja masih kecil dan terendah di Bali. Bagaimana bisa mensejahterakan masyarakat kalau kesehatan mereka tidak terurus dengan baik. Kata kuncinya hanya satu, yakni SDM Karangasem mesti harus unggul di segala bidang,” ucap Gede Dana, menandaskan.
Menurut Gede Dana, satu-satunya cara mencetak SDM Karangasem lebih unggul, harus diawali dengan memindahkan sekolah atau perguruan tinggi yang ada di Denpasar. Melalui pola pembangunan semesta berencana yang kini sedang digencarkan Pemprov Bali, pihaknya meyakini hal itu akan bisa dilakukan.
“Rohnya harus satu jalur, pemangku kebijakan di daerah harus nyambung dengan pemangku kebijakan di atasnya. Ketika ini sudah menyatu, saya yakin 2020 Karangasem akan jauh lebih bisa mengalami kemajuan dari apa yang terjadi sekarang,” ujarnya.
Di pihak lain, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa megatakan, pendidikan di Karangasem harus dikelola dengan jujur dan adil. Artinya, pendidikan sebagai pelita dalam membangun kemajuan anak bangsa, tidak bisa dikelola seperti manajemen dagang bakso. Tata kelola pendidikan yang jujur dan adil dimaksudkan Artha, harus mengedepankan prestasi individu dan bukan berdasarkan kedekatan.
“Mengedepankan prestasi individu pada sektor pendidikan sama halnya dengan mencetak SDM unggul yang kini sedang digalakkan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Senada dengan Gede Dana dan Wabup Artha Dipa, I Nengah Sumardi mengajak semua pihak untuk tidak menunda-nunda lagi upaya menggapai kemajuan Karangasem ke depan. Menurut Sumardi, memberikan pendidikan yang layak kepada masyarakat menjadi kunci utama dalam mencapai cita-cita itu.
“Karangasem harus bisa lebih baik dari apa yang terjadi sekarang. Jangan tunda-tunda waktu lagi. Ke mana Karangasem di tahun 2020?, yah harus lebih baiklah,” katanya menjelaskan.
Menurut Sumardi, agar semua itu bisa tercapai, sinergitas dengan masyarakat pada sektor pendidikan harus semakin dikuatkan. “Arah pembangunan Karangasem ke depan harus bersinergi dengan masyarakat. Artinya, pembangunan yang akan dijalankan bukan atas dasar keinginan, tapi atas dasar kebutuhan,” ucapnya.
Sementara itu, Adnya Mulyadi yang diundang atas nama tokoh masyarakat Karangasem mengaku sangat tergelitik dengan tajuk diskusi publik yang digelar DPD Peradah Karangasem ini. Menurut Adnya Mulyadi, persoalan di Karangasem masih bekutat pada upaya pengentasan kemiskinan yang memiliki rangking teratas di Bali.
“Saya rasa tahun 2020 Karangasem masih tetap bekutat pada upaya pengentasan kemiskinan yang paling tinggi di Bali dengan IPM paling rendah di Bali,” kata Adnya Mulyadi.Menurut Adnya Mulyadi, tiga pilar pembangunan bangsa tidak bisa dipisahkan dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Karangasem. Ketiga pilar tersebut yakni pendidikan, kesehatan dan pendapatan.
“Bagaimana masyarakat bekerja kalau pendidikannya tidak cukup. Bagaimana juga kemiskinan-kemiskinan akan bisa dituntaskan kalau masyarakatnya tidak mampu bekerja, dan bagaimana juga masyarakat bisa bekerja kalau kesehatannya tidak terjamin. Tiga pilar ini menjadi kunci sukses dalam mengatasi persoalan yang ada di Karangasem saat ini,” ujarnya mengungkapkan. (LA-001)