Denpasar, Laksara.id – Perubahan iklim yang semakin signifikan mempengaruhi banyak sektor pertanian, termasuk budidaya tanaman hias seperti krisan. Krisan, yang dikenal sebagai bunga potong populer untuk acara-acara seperti pernikahan dan penghormatan, kini menghadapi tantangan besar akibat perubahan cuaca yang ekstrem. Meskipun demikian, potensi untuk mengembangkan budidaya krisan tetap terbuka lebar, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Tantangan dalam Budidaya Krisan
Krisan membutuhkan kondisi iklim yang stabil dengan suhu optimal antara 18 hingga 22 derajat Celsius. Namun, perubahan suhu yang tidak terduga, fluktuasi curah hujan, dan musim kemarau yang semakin panjang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman ini. Krisan yang terpapar suhu tinggi atau rendah yang mendadak dapat mengalami stres, mengurangi kualitas bunga, bahkan menyebabkan kematian tanaman. Selain itu, serangan hama dan penyakit juga semakin intensif, seiring dengan perubahan iklim yang mempengaruhi ekosistem tanaman.
Peningkatan frekuensi cuaca ekstrem, seperti gelombang panas dan hujan deras yang tiba-tiba, memaksa petani untuk mencari solusi agar tanaman tetap dapat tumbuh optimal. Salah satu strategi yang mulai diterapkan adalah penggunaan teknologi pertanian modern, seperti rumah kaca dan irigasi otomatis, yang membantu mengontrol suhu dan kelembaban.
Adaptasi dan Inovasi untuk Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi dampak perubahan iklim, banyak petani krisan mulai beralih ke teknologi dan teknik budidaya yang lebih efisien. Pemanfaatan rumah kaca atau polybag yang dapat melindungi tanaman dari paparan suhu ekstrem, serta sistem irigasi yang tepat, membantu menjaga kondisi tanah dan tanaman tetap stabil. Selain itu, para petani juga mulai berinovasi dengan memperkenalkan varietas krisan yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan penyakit.
Di sisi lain, pemerintah juga telah mulai mendorong penggunaan pupuk organik dan teknik budidaya ramah lingkungan yang tidak hanya mendukung kelangsungan tanaman, tetapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Teknologi berbasis data, seperti aplikasi monitoring cuaca, juga semakin diterapkan oleh petani untuk merencanakan waktu tanam dan pemeliharaan yang lebih akurat.
Prospek Pasar Krisan di Indonesia dan Internasional
Meskipun terdapat tantangan besar, budidaya krisan tetap memiliki prospek yang cerah. Bunga krisan, selain memiliki permintaan yang tinggi di pasar domestik, juga memiliki peluang besar di pasar internasional. Krisan banyak diminati di Eropa dan negara-negara Asia lainnya sebagai bunga potong untuk acara-acara spesial.
Industri florikultura Indonesia, termasuk budidaya krisan, terus berkembang dan menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Dengan kualitas yang terus meningkat dan produk yang kompetitif, krisan Indonesia memiliki peluang untuk merambah pasar ekspor, terutama di kawasan yang memiliki permintaan tinggi akan bunga potong berkualitas.
Meningkatkan Produksi Krisan untuk Ekspor
Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi krisan sebagai bagian dari program pengembangan sektor pertanian yang berorientasi ekspor. Melalui berbagai program pembinaan dan dukungan untuk petani, diharapkan sektor budidaya krisan dapat berkembang lebih pesat, tidak hanya untuk pasar lokal, tetapi juga untuk memenuhi permintaan pasar internasional.
Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi menjadi hal yang sangat penting, mengingat persaingan di pasar global semakin ketat. Para petani diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan mengadopsi teknologi dan praktik terbaik dalam budidaya krisan agar dapat bersaing di pasar internasional.
Kesimpulan
Meskipun perubahan iklim memberikan tantangan besar bagi budidaya krisan, namun dengan inovasi dan adaptasi yang tepat, potensi untuk mengembangkan budidaya krisan tetap besar. Kunci utama terletak pada penerapan teknologi pertanian modern, pemilihan varietas unggul, serta upaya meningkatkan efisiensi dalam produksi. Dengan dukungan yang terus menerus, budidaya krisan dapat berkembang menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya mendukung kebutuhan domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor global. (LA-IN)